Minggu, 13 Desember 2009

Goa Silembu dan Goa Silawang Yang Bersejarah

Goa –goa Bersejarah
Desa Kaliglagah yang terletak di kecamatan Kemiri, kabupaten Purworejo, dengan luas 270 hektar berada di pegunungan dengan ketinggian 50 M dpl. Jarak tempuh dari ibukota kabupaten mencapai 29 KM, sedangkan dari ibukota kecamatan kemiri hanya 11 KM. Hal yang tersimpan di desa itu antara lain potensi wisata Goa Silembu dan Goa Silawang yang sampai sekarang belum diketahui sejarah pastinya. Potensi wisata Goa Silembu sebenarnya sangat menarik untuk dikaji, bahkan sampai sekarang belum ada yang berhasil menguak sejarah sejarah goa Silembu secara pasti. Goa Silembu yang dibuat pada abad ke 8 pada masa kerajaan Hindu merupakan aset arkeologi kabupaten Purworejo. Adanya lingga dan yoni didalam goa sebagi tempat pemujaan, bahkan goa terbagi menjadi dua bagian menandakan bahwa goa Silembu menyimpan sejarah kehidupan pada zaman itu.
Goa Silawang yang tidak jauh lokasinya mempunyai keterkaitan pula dengan goa Silembu. Di dalam goa Silawang lingga dan yoni terdapat tempat pemujaan yang masih nampak utuh, dan dari 3 pintu goa yang masih tersisa hanya 2 pintu goa yang dapat dimasuki oleh pengunjung. Bahkan diperkirakan oleh peneliti arkeologi UGM kalau di desa Kaliglagah masih ada goa sejenis yang belum dapat ditemukan keberadaannya yang tidak jauh dari goa Silembu.
Adanya makam- makam desa Kaliglagah juga menyimpan misteri sejarah desa seperti makam Mbah Sapujangga, Trangguli, Suji, Jangkung dan Mbah Prajurit yang kesemuanya makamnya mengitari desa dan menandakan desa Kaliglagah mempunyai misteri yang belum terungkap. Dan yang menarik diperkirakan masih ada sekelompok kawanan kera abu- abu yang berada di pegunungan atau bukit- bukit desa Kaliglagah.
Mitos Kera desa Kaliglagah
Menurut salah seorang tetua desa Kaliglagah Mbah Kromorejo, dulu ratusan kera masih sering berkeliaran di sekitar desa. Namun sekarang sudah tak pernah terlihat lagi, meskipun demikian sampai sekarang penduduk masih meyakini kalau kawanan kera itu masih ada sekalipun jumlahnya tinggal puluhan. Menurut mbah Kromorejo, kawanan kera itu mempunyi tabiat aneh layaknya manusia.Sebab suatu ketika ada seorang perempuan yang masuk hutan sendirian dan diperkosa oleh kera namun tidak dibunuh. Kejadian itu tidak hanya sekali terjadi di hutan Kaliglagah. Sehingga sampai kini masih diyakini ada di hutan Ngigir, sehingga perempuan yang masuk hutan harus berhati- hati. Sebenarnya untuk memasuki kawasan pegunungan di perbukitan Kaliglagah bisa menjadi kegiatan wisata lokal yang cukup menyenangkan. Kawasan hutan pinus, lereng- lereng bukit yang cukup terjal, menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Apalagi di sebelah timur bukit pada waktu musim hujan dapat dilihat air terjun yang cukup indah, namun air terjun tersebut masuk wilayah desa Sukogelap. Berbagai potensi yang dimiliki oleh desa Kaliglagah cukup banyak diantaranya tanaman kapulogo, gadung dan batu split. Kapulogo banyak tumbuh di sela- sela hutan pinus dan lahan lainnya, bahkan kapulogo mempunyai prospek cerah. Tanaman gadung banyak dijumpai di Kaliglagah. Kalau musim kemarau masyarakat Kaliglagah banyak yang berusaha membuat kerupuk gadung. Batu split yang juga merupakan potensi wilayah yang banyak melimpah di sepanjang sungai telah banyak memberi kesejahteraan bagi masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar